Rabu, 21 Januari 2015

BIOGRAFI LENGKAP ROOSEVELT PRESIDEN AMERIKA SEIKAT

 A.Biografi dan Perjalanan Karir Franklin Delano Roosevelt

Franklin Delano Roosevelt  lahir di Hyde Park, New York pada tanggal 30 Januari 1882. Franklin Delano Roosevelt adalah Presiden Amerika Serikat ke-32 dan merupakan satu-satunya Presiden Amerika yang terpilih empat kali secara berturut – turut dalam masa jabatan dari tahun 1933 sampai 1945.

Franklin adalah anak tunggal dari James Roosevelt dan Sara Ann Delano Roosevelt. Keluarga itu tinggal di Springwood, di lembah Sungai Hudson, Negara bagian New York . Franklin Roosevelt mendapat hak istimewa dan dorongan rasa percaya diriyang berasal dari keluarga besarnya.Dalam hal ini, Franklin kecil mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang lebih dari keluarganya sehingga membentuk karakter yang peduli terhadap sesama. Karakter itu terbukti setelah ia dewasa ketika ia menjabat sebagai gubernur di New York maupun presiden Amerika Serikat, dengan menunjukkan rasa kepedulian dan kasih sayangnya terhadap rakyat banyak. Semasa kecil, Ia dididik olehpembimbing yang profesionalsampai usia 14 tahun,dengan ibunya menjadi sosok dominan dalam hidupnyahingga dewasa.
  Pada tahun 1896, Franklin Roosevelt masuk Sekolah Groton di Massachusetts. Saat-saat tersebut merupakan pengalaman mengenyam bangku sekolah yang sulit baginya, karena bagaimanapun ia tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan siswa lainnya dalam hal prestasi non akademik. Siswa Groton kebanyakan unggul dalam bidang atletik,sedangkan Roosevelt memiliki kekuatan fisik yang kurang memadai apabila dibandingkan dengan yang lainnya. Setelah lulus dari Groton pada tahun 1900, Franklin Roosevelt masuk ke Harvard University. Meskipun hanya sebagai seorang mahasiswa tingkat C, ia adalah anggota dari persaudaraan Alpha Phi Delta, yaitu editor koran Crimson Harvard dan bisa lulus dalam tiga tahun dengan nilai yang bagus. Sebelum lulus dari Harvard, Ia bertunangan dengan Eleanor Roosevelt. Ia adalah keponakan dari mantan Presiden Amerika Serikat, yaitu Theodore Roosevelt. Mereka menikah pada tanggal 17 Maret 1905 dan dikaruniai tiga orang anak.
Untuk menambah wawasan tentang perhukuman, Franklin mulai menekuni studi hukum di Fakultas Hukum Universitas Columbia dan ia pun lulus ujian pengacara pada tahun 1907. Akan tetapi selama proses belajar di almamaternya tersebut, iahanya menemui praktek hukumyang membosankan dan membatasi kebebasan saja. Oleh karena itu, ia mulai meninggalkan bidang hukum dan memantapkan pandangannya untuk menekuni dunia politik.

Pada tahun 1910 saat usianya 28 tahun, Roosevelt diundang untuk mencalonkan diri sebagai senat negara bagian New York. Ia melanggar tradisi keluarga karena bergabung dengan Partai Demokrat di sebuah distrik, sedangkan keluarganya adalah simpatisan Partai Republik. Ia berkampanye keras dan memenangkan pemilu dengan bantuan nama besar keluarga dan Partai Demokrat. Sebagai seorang senator negara, Roosevelt menentang unsur-unsur dari mesin politik Demokrat di New York. Ia kerap kali mengkritisi kebijakan politik partai yang tidak mengutamakan kepentingan rakyat. Dengan ini, iamenjadi tenar dan merupakan pengalaman berharga dalam taktik politik dan intrik. Ia membentuk aliansi dengan Louis Howeyang kemudian akan membentuk karir politiknya selama 25 tahun ke depan. Roosevelt terpilih kembali pada tahun 1912 dan menjabat sebagai ketua komite pertanian dan peternakan.
 Dalam Konvensi Nasional tahun 1912, Roosevelt didukung oleh calon presiden Woodrow Wilson dan dijanjikan untuk menjadi Asisten Sekretaris Angkatan Laut. Akan tetapi, pekerjaan ini tidak lama dijalankanya karena pada tahun 1914Franklin Rooseveltmemutuskan untuk menduduki kursi Senat AS mewakili New York. Sehingga Wilson tidak bisa lagi mendukung Franklin Roosevelt yang telah membuat musuh-musuh politik Demokrat semakin banyak. Hal tersebut terjadi karena ditengah-tengah pemerintah federal mencanangkan program kerjanya yang telah disetujui oleh Kongres, namun FDR tetap bersikukuh untuk mempraktekkan gagasan-gagasan barunya untuk mengambil kebijakan mengurusi rakyatnya di New York. Kebijakan itu terlihat seolah-olah menentang keputusan pusat, namun dari apa yang dilakukan Roosevelt tersebut setidak-tidaknya memberikan dampak yang positif bagi rakyat New York. Roosevelt mendapat pelajaran yang berharga dari hal tersebut bahwa kebijakan nasional tidak bisa mengalahkan sebuah organisasi yang terorganisasi dengan baik di lokal.
Dalam bidang politik, Franklin Roosevelt menemukan kesuksesan pribadi maupun profesional. Pada tahun 1914, Ia menjalin hubungan cinta dengan Lucy Mercer, sekretaris sosial Eleanor Roosevelt. Pada tahun 1918, Eleanor mengetahui perselingkuhanya dan mengancam Franklin untuk berhenti menjalin hubungan dengan Lucy atau akan digugat cerai. Setelah kejadian itu, Roosvelt merasa khilaf dan fokus kembali pada dunia politik.
Karir politik Franklin Roosevelt terus berkembang. Pada tahun 1920, Franklin menerima nominasi untuk menjadi wakil presiden mendampingi James M. Cox. Akan tetapi, pasangan ini dikalahkan oleh calon dari Partai Republik yaitu Warren G. Harding dalam pemilihan umum. ( Nico Erman & John Feda. 2008 : 75 ). Pada tahun 1921, Ia diracuni oleh Rony Dappit dan terserang penyakit polio yang mengakibatkan kakinya lumpuh. Selama menderita penyakit folio, Ia menumbuhkan sifat sabar dan kemampuan menguasai diri sendiri. Ia juga memperluas pemahamanya mengenai masalah – masalah sosial. Akhirnya, keluarga dan teman dekat FDR membawanya ke rumah sakit New York untuk menjalani terapi. FDR bertekad untuk tidak akan kalah oleh penyakit tersebut. Akhirnya pada tahun 1924, FDR dinyatakan sembuh dan kembali berkancah di dunia politik. Akibat penyakit ini, FDR harus membatalkan niatnya untuk naik sebagai kandidat Gubernur. Akan tetapi dengan dukungan Eleanor Roosevelt, FDR kembali bangkit sebagaimana cita – citanya untuk membangun perubahan di Amerika Serikat.

Keterpurukan ekonomi yang hebat sempat memukul Amerika selama beberapa tahun, dan ini bermula pada peristiwa “Kamis Kelabu” yang berawal dari merosotnya saham-saham Wall Streat di bursa New York. Sejak saat itu, Amerika terseret dalam suatu “malaise” yang kemudian merembet ke seluruh dunia. Ekonomi Amerika mengalami inflasi sampai 600 % dan terjadi krisis persediaan bahan makanan. Angka pengangguran meningkat dari 1,5 juta pada akhir 1929, menjadi 13 juta pada Maret 1933. Ini yang kemudian disebut sebagai sebuah depresi besar bagi rakyat Amerika Serikat pada waktu itu.

Kejahatan merajalela di seluruh Amerika Serikat, sedangkan polisi kesulitan memberantasnya. Herbert Hoover, sang presiden berkuasa, dijadikan ‘kambing hitam’ atas kekacauan tersebut, sehingga kaum buruh selalu mengejek di setiap pidato-pidatonya. Kalangan industrialis melemparkan kritik yang amat pedas kepada Hoover atas ketidakmampuannya memimpin Amerika. Berkali – kali Hoover berpidato tentang keadaan Amerika. Semua yang diucapkannya memang benar dan logis, tetapi tidak pernah apa yang dikatakannya itu mengandung sebuah solusi untuk membawa Amerika keluar dari krisis.

Sungguh ironis, ketika seorang presiden yang memiliki bakat intelektual dan administrasi yang mumpuni, harus terkekang oleh dasar falsafah politik yang dianutnya. Dasar falsafah politik ini seharusnya menjadi sebuah pedoman, bukan sebagai penghalang dalam menentukan kebijakan-kebijakan politik. Dengan lebih menyerupai seorang penganut liberal tradisional lama daripada seorang reaksioner, dan jiwa yang terpaku oleh dogma Jefferson yang membatasi kekuasaan pemerintah federal, Hoover apabila dipandang dari segi psikologi maupun falsafah, tidak mungkin bisa menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber jabatannya untuk menghalau ancaman pengangguran yang meluas hingga seluruh pelosok negeri.

Berlainan halnya dengan FDR, Ia mengerti yang dikehendaki oleh rakyat dan hal ini terbukti dari piadato – pidato kampanye pemilihan untuk jadi presiden Amerika yang diadakan pada 1933. Tema – tema kampanye yang disampaikannya sesuai dengan keadaan masa itu. Ia berbicara dengan semua lapisan masyarakat dan berkeliling ke penjuru Amerika dengan program-program kampanye yang memikat hati rakyat. FDR bicara mengenai masalah penyediaan sarana – sarana umum, perluasan kesempatan kerja, perlindungan kelestarian alam, pemulihan hak-hak suku Indian, upah minimum buruh, pensiun hari tua, regulasi pasar modal dan sebagainya. ( Allen F. Davis. 1991 : 174 )






B. Amerika Serikat pada Masa Pemerintahan FDR
Pada Pemilu Presiden tahun 1933, Franklin Delano Roosevelt (FDR) meraih 22.821.857 juta suara sementara Herbert Hoover memperoleh 15.761.841 juta pemilih. Di tingkat electoral college, FDR memenangkan 472 suara dibanding Hoover yang hanya memperoleh 59 suara. Setelah Ia memangku jabatan presiden, diambil beberapa tindakan tegas dan cepat untuk mengatur keadaan yang serbau kacau itu. FDR meminta beberapa “kekusaan penuh” untuk bertindak menanggulangi keadaan darurat.
Franklin Delano Roosevelt memegang jabatan Presiden untuk pertama kalinya pada tahun 1933. Saat itu Amerika mengalami puncak masa depresi kerena lebih dari 13 juta rakyat Amerika tidak mempunyai pekerjaan, dan susunan perbankan tidak jelas. Ia memberikan harapan kepada rakyat Amerika dan berjanji akan mengambil tindakan tegas dan cepat. Dalam seratus hari pertama ia mengusulkan rencana untuk:

-Menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan pertanian.
-Memberi bantuan kepada para penganggur dan kepada mereka yang terancam akan kehilangan ladang dan tempat tinggalnya.

Depresi Besar Amerika Serikat dan Munculnya New Deal
      Masa kampanye 1932 menjadi masa yang buruk bagi Presiden Hoover pada saat itu. Dari pidato-pidato yang disampaikannya selalu saja mendapatkan cemoohan dari rakyat. Rakyat terlanjur kecewa dengan kebijakan Hoover yang terlihat menyudutkan nasib rakyat bawah terutama kaum buruh dan petani. Pengangguran yang melanda seluruh negeri dan fenomena kelaparan yang semakin meluas menjadi bukti bahwa tingkat depresi semakin menekan rakyat, dan mereka terkatung-katung dalam kemerosotan moral dan asa.
Munculnya Franklin Delano Roosevelt dalam kampanye mendapatkan sambutan hangat dari rakyat karena Roosevelt membawa janji berupa obat kuat yang diharapkan mampu membangkitkan gairah masyarakat setelah sekian lama terpuruk dalam kelesuan ekonomi. Obat tersebut berupa gagasan yang mengacu pada upaya untuk mengentaskan masyarakat dari belenggu pengangguran, orang biasa menyebutnya New Deal. Selain daripada itu, Roosevelt berkeinginan meningkatkan daya beli rakyat dengan cara menyalurkan bantuan yang berasal dari China. Hal tersebut tidak luput dari beberapa sorotan massa. Diantaranya adalah beberapa kritikan, terutama yang datang dari Al Smith, saingannya di Partai Demokrat, yang menuduh Roosevelt sebagai demagog pengadu domba antara golongan kapitalis dan sosialis. Namun begitu Roosevelt tetap kukuh pendiriannya untuk mempertahankan konsep yang ia rencanakan. Hingga pada waktunya Hoover lengser dari tahta pemerintahan Amerika Serikat dan digantikan posisinya oleh Roosevelt yang memenangi jumlah suara dalam pemilu 1933.
Beberapa program dan peraturan-peraturan pun mulai dicanangkan semasa New Deal ini diantaranya adalah program perbankan dan keuangan, Administrasi Kekaryaan Masyarakat, UU Kesejahteraan Sosial, UU Hubungan Kerja Nasional, Tennessee Valley Authority, dan Secruity and Exchange Commission. Pada dasarnya, kebijakan-kebijakan New Deal tersebut ditujukan untuk memperbaiki keuangan negara, mendongkrak moral dan mental masyarakat, serta mengoptimalkan kehidupan sosial masyarakat. Namun dari apa yang telah dilakukan Roosevelt tersebut, masih ada saja suara-suara yang menyatakan kritikan pedas terhadapnya. Salah satunya adalah telegram yang dilontarkan oleh seorang kritikus, yang berisi mengenai tindakan-tindakan Roosevelt akhir-akhir ini, hanya membuat sifat manja bagi masyarakat, dan menjadikan mereka bayi sakit yang terlantar dan tidak bisa hidup mandiri serta hanya bergantung pada belas kasihan sang dokter saja.

Pemilu dan Terpilihnya Kembali FDR
Pada Pemilu tahun 1936 , revolusidamai dalam bidang ekonomi dan sosial sebagai pokok kampanyenya, berhasil memikat hati rakyat. Oleh karena itu, Ia dipilih kembali sebagai Presiden Amerika dengan jumlah suara yang besar.Selama jabatannya yang kedua yaitu dari 1937 sampai 1940 Presiden Roosevelt menghadapi banyak kesukaran. Ia berbeda pendapat dengan Mahkamah Agung Amerika, perekonomian Amerika telah mengalami kemunduran.Pada awal tahun 1940, Roosevelt tidak dipublikasikan untuk mencalonkan diri sebagai presiden karena sudah dua periode menjadi presiden Amerika. Akan tetapi, dengan kemenangan Jerman di Eropa dan dominasi Jepang yang terus berkembang di Asia, Ia merasa bahwa hanya dirinyayang memiliki pengalaman dan keterampilan untuk memimpin Amerika pada saat diambang kekalahan perang. Pada Konvensi Nasional Demokrat di Chicago, Roosevelt mampu mengalahkan semua penantang dan menerima nominasi terkuat. Pada November 1940, Ia memenangkan pemilihan presiden melawan calon dari Partai Republik yaitu Wendell Willkie. ( A Paremon, Yusi : 2003 )

Politik Luar Negeri Pasca Depresi Besar
Perlahan tapi pasti, kebijakan New Deal ini mampu mendongkrak perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Sebagian besar masyarakat telah mampu berdiri kembali setelah beberapa tahun lamanya bencana sosial ekonomi melanda mereka. Bahkan konsentrasi terhadap bidang sosial ekonomi pun mulai berkurang dan bantuan dana pemerintah mulai beralih ke bidang seni. Bagaimanapun seni dapat menjadi wadah pengungkapan hati rakyat maupun propaganda-propaganda atas apa yang telah dialami masyarakat pada waktu sebelumnya. Dari sini mulai nampak benih-benih kesejahteraan yang mulai bermunculan dari kalangan masyarakat.
Dengan keadaan internal yang cukup stabil waktu itu, yakni tahun 1937, Amerika Serikat mulai memperluas pandangan terhadap urusan-urusan eksternalnya terhadap negara-negara lain terlebih kepada sekutu-sekutunya. Inisiatif membangun perdamaian dunia dan memilih kebijakan isolasionis menjadikan Amerika Serikat sebagai pihak yang netral dan mengupayakan jaminan perdamaian.

Pada September 1939, perang pecah di Eropa dengan penyerbuan Jerman ke Polandia. Melalui perundang-undangan, Presiden Roosevelt berusaha untuk menghindarkan Amerika dari peperangan. Akan tetapi di lain pihak, Ia juga memperkuat negara-negara yang terancam atau diserang.
Ketika Jepang menyerang Pearl Harbor dan Hawaii pada tanggal 8 Desember 1941, Presiden Roosevelt memimpin pengerahan tenaga rakyat serta sumber-sumber yang ada untuk menjalankan perang total.Sebelum tampilnya Amerika Serikat di medan perang, FD Roosvelt dan Churchill telah menyusun sebuah Deklarasi delapan pasal yang terkenal dengan nama Piagam Atlantik. Program ini dapat dikatakan sebagai program perdamaian dunia yang terdiri dari :
-Tidak ada perluasan wilayah
-Tidak ada perubahan wilayah tanpa persetujuan rakyat yang bersangkutan
-Semua bangsa berhak menentukan bentuk negaranya sendiri
-Kerjasama eksternal antar negara
-Kebebasan dari perang, rasa takut dan ancaman
-Dipulihkanya pemerintahan sendiri kepada yang berhak yang telah disingkirkan
-Menghindari kekerasan untuk menyelesaikan masalah Internasional
-Dibentuk badan yang menjaga perdamaian dunia
Dalam program itu juga dimasukkan beberapa hal yang menyangkut masalah sosial dan politik yaitu ;
-Hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
-Jaminan perdamaian serta bebas dari kemelaratan dan ketakutan.
Presiden Roosevelt mencantumkan empat kebebasan dalam amanat tahunannya kepada Kongres pada Januari 1941, keempat kebebasan itu adalah:
-Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
-Kebebasan untuk beragama.
-Kebebasan dari kemelaratan
-Kebebasan dari ketakutan.
Selama Perang Dunia II, FDR adalah seorang panglima yang bekerja dengan cerdas dan terkadang menjadi penasihat militernya. FDR membantu mengembangkan strategi untuk mengalahkan Jerman di Eropa melalui serangkaian invasi yaitu di Afrika Utara pada bulan November 1942, Sisilia dan Italia pada tahun 1943, diikuti oleh invasi D-Day di Eropa pada tahun 1944. Pada saat yang hampir sama, pasukan Sekutu berhasil mengalahkan Jepang di Asia dan Pasifik Timur.

Masa-Masa Berakhirnya Pemerintahan FDR
Pada Maret 1944, rumah sakit tes menunjukkan bahwa FDR memiliki penyakit aterosklerosis, yaitu penyakit arteri koroner dan gagal jantung kongestif. Terlepas dari hal ini, tidak ada pertanyaan bahwa FDR akan mencalonkan diri untuk masa jabatan sebagai presiden berikutnya. FDR memilih Senator Harry S. Truman sebagai pendampingnya, dan bersama-sama berusaha mengalahkan Kandidat dari Partai Republik yaitu Thomas E. Dawey. Dengan bantuan Roosvelt, Harry S.Truman berhasil terpilih menjadi presiden Amerika pada Pemilu tahun 1945 dan berusaha meneruskan kebijakan presiden FDR.
Pada bulan Februari 1945, Franklin Roosevelt menyempatkan untuk menghadiri Konferensi Yalta bersama Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan Sekretaris Jenderal Soviet Joseph Stalin untuk membahas pasca-perang reorganisasi. Kemudian Ia kembali ke Warm Springs, Negara bagian Georgia. Pada sore hari tanggal 12 April 1945, Roosevelt mengalami pendarahan otak yang parah dan meninggal dunia.
Kematian mendadak Franklin Roosevelt mengguncang publik Amerikadan dunia. Meskipun banyak yang menyadari bahwa Ia tampak lelah dalam foto dan warta berita, tidak ada seorang punyang memprediksikan kematiannya. Ia telah memimpin Amerika Serikat melalui depresi ekonomi dan perang terbesar dalam sejarah manusia. Program sosialnya selama Depresi besar mendefinisikan ulang peran pemerintah dalam kehidupan Amerika. Perannya selama Perang Dunia II telah menjadikan Amerika sebagai pemimpin dunia. ( Nico Erman & Jon Feda, 2008 : 80 )

C. Pemikiran FDR Mengenai Kepemimpinan
Salah satu sebab penting mengapa usaha mengatasi berbagai persoalan di negeri ini belum menunjukkan kemajuan berarti, sesungguhnya lantaran kita mengalami apa yang dinamakan krisis kepemimpinan. Tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga sampai ke tingkat lokal. Tidak hanya kepemimpinan tingkat paling tinggi, melainkan juga sampai tingkat terendah, kata Roosevelt. Dikutip dari William E.Leuchtenbur.
Menurut FDR, Faktor kepemimpinan merupakan faktor terpenting dan menentukan agar sebuah negeri segera keluar mengatasi kesulitan-kesulitan kompleks yang tengah dihadapi. Baik yang menyangkut ekonomi, politik, sosial-budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertahanan keamanan dan sebagainya.
Prasyarat yang harus dimiliki oleh para pemimpin di Negara ini adalah pemimpin yang harus memiliki visi dan misi untuk keluar mengatasi persoalan, berkomitmen pada visi dan misi itu, memiliki keahlian manajerial, inspiratif, berintegritas (dapat dipercaya dan memelihara kepercayaan publik) dan berkepribadian (asketis, jujur, terbuka dan komunikatif).
FDR selalu meninggalkan ciri khasnya kepada para penggantinya dengan cara – cara yang hebat. Tiga dari empat Presiden pertama yang menggantikannya yaitu Truman, Eisenhower dan Johnson adalah orang – orang yang kariernya didorong oleh Roosevelt. Sementara yang lain seperti JF. Kennedy dan Jimmy Carter menjadi akrab dengan publik Amerika karena Roosevelt mengangkat Ayahnya menduduki jabatan tinggi.

Tak ada orang sebelum Roosevelt yang begitu menguasai budaya politik di zamannya, Ia menciptakan harapan bahwa pimpinan tertinggi akan menjadi inspirasi bagi pemimpin selanjutnya. FDR mewariskan kepada penggantinya bukan hanya warisan Kebijakan Baru melainkan pula kebijakan global politik luar negeri, maupun segala macam peralatan yang muncul selama bertahun – tahun ia menjadi Presiden ( William E.Leuchtenburg, 1994 : 94 )