A.Biografi dan Perjalanan Karir Franklin
Delano Roosevelt
Franklin
Delano Roosevelt lahir di Hyde Park, New
York pada tanggal 30 Januari 1882. Franklin Delano Roosevelt adalah Presiden
Amerika Serikat ke-32 dan merupakan satu-satunya Presiden Amerika yang terpilih
empat kali secara berturut – turut dalam masa jabatan dari tahun 1933 sampai
1945.
Franklin
adalah anak tunggal dari James Roosevelt dan Sara Ann Delano Roosevelt.
Keluarga itu tinggal di Springwood, di lembah Sungai Hudson, Negara bagian New
York . Franklin Roosevelt mendapat hak istimewa dan dorongan rasa percaya
diriyang berasal dari keluarga besarnya.Dalam hal ini, Franklin kecil
mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang lebih dari keluarganya sehingga
membentuk karakter yang peduli terhadap sesama. Karakter itu terbukti setelah
ia dewasa ketika ia menjabat sebagai gubernur di New York maupun presiden
Amerika Serikat, dengan menunjukkan rasa kepedulian dan kasih sayangnya
terhadap rakyat banyak. Semasa kecil, Ia dididik olehpembimbing yang
profesionalsampai usia 14 tahun,dengan ibunya menjadi sosok dominan dalam
hidupnyahingga dewasa.
Pada
tahun 1896, Franklin Roosevelt masuk Sekolah Groton di Massachusetts. Saat-saat
tersebut merupakan pengalaman mengenyam bangku sekolah yang sulit baginya,
karena bagaimanapun ia tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan siswa
lainnya dalam hal prestasi non akademik. Siswa Groton kebanyakan unggul dalam
bidang atletik,sedangkan Roosevelt memiliki kekuatan fisik yang kurang memadai
apabila dibandingkan dengan yang lainnya. Setelah lulus dari Groton pada tahun
1900, Franklin Roosevelt masuk ke Harvard University. Meskipun hanya sebagai
seorang mahasiswa tingkat C, ia adalah anggota dari persaudaraan Alpha Phi
Delta, yaitu editor koran Crimson Harvard dan bisa lulus dalam tiga tahun
dengan nilai yang bagus. Sebelum lulus dari Harvard, Ia bertunangan dengan
Eleanor Roosevelt. Ia adalah keponakan dari mantan Presiden Amerika Serikat,
yaitu Theodore Roosevelt. Mereka menikah pada tanggal 17 Maret 1905 dan
dikaruniai tiga orang anak.
Untuk
menambah wawasan tentang perhukuman, Franklin mulai menekuni studi hukum di
Fakultas Hukum Universitas Columbia dan ia pun lulus ujian pengacara pada tahun
1907. Akan tetapi selama proses belajar di almamaternya tersebut, iahanya
menemui praktek hukumyang membosankan dan membatasi kebebasan saja. Oleh karena
itu, ia mulai meninggalkan bidang hukum dan memantapkan pandangannya untuk
menekuni dunia politik.
Pada
tahun 1910 saat usianya 28 tahun, Roosevelt diundang untuk mencalonkan diri
sebagai senat negara bagian New York. Ia melanggar tradisi keluarga karena
bergabung dengan Partai Demokrat di sebuah distrik, sedangkan keluarganya
adalah simpatisan Partai Republik. Ia berkampanye keras dan memenangkan pemilu
dengan bantuan nama besar keluarga dan Partai Demokrat. Sebagai seorang senator
negara, Roosevelt menentang unsur-unsur dari mesin politik Demokrat di New
York. Ia kerap kali mengkritisi kebijakan politik partai yang tidak
mengutamakan kepentingan rakyat. Dengan ini, iamenjadi tenar dan merupakan
pengalaman berharga dalam taktik politik dan intrik. Ia membentuk aliansi
dengan Louis Howeyang kemudian akan membentuk karir politiknya selama 25 tahun
ke depan. Roosevelt terpilih kembali pada tahun 1912 dan menjabat sebagai ketua
komite pertanian dan peternakan.
Dalam Konvensi Nasional tahun 1912, Roosevelt
didukung oleh calon presiden Woodrow Wilson dan dijanjikan untuk menjadi
Asisten Sekretaris Angkatan Laut. Akan tetapi, pekerjaan ini tidak lama
dijalankanya karena pada tahun 1914Franklin Rooseveltmemutuskan untuk menduduki
kursi Senat AS mewakili New York. Sehingga Wilson tidak bisa lagi mendukung
Franklin Roosevelt yang telah membuat musuh-musuh politik Demokrat semakin
banyak. Hal tersebut terjadi karena ditengah-tengah pemerintah federal
mencanangkan program kerjanya yang telah disetujui oleh Kongres, namun FDR
tetap bersikukuh untuk mempraktekkan gagasan-gagasan barunya untuk mengambil
kebijakan mengurusi rakyatnya di New York. Kebijakan itu terlihat seolah-olah
menentang keputusan pusat, namun dari apa yang dilakukan Roosevelt tersebut
setidak-tidaknya memberikan dampak yang positif bagi rakyat New York. Roosevelt
mendapat pelajaran yang berharga dari hal tersebut bahwa kebijakan nasional
tidak bisa mengalahkan sebuah organisasi yang terorganisasi dengan baik di lokal.
Dalam
bidang politik, Franklin Roosevelt menemukan kesuksesan pribadi maupun
profesional. Pada tahun 1914, Ia menjalin hubungan cinta dengan Lucy Mercer,
sekretaris sosial Eleanor Roosevelt. Pada tahun 1918, Eleanor mengetahui
perselingkuhanya dan mengancam Franklin untuk berhenti menjalin hubungan dengan
Lucy atau akan digugat cerai. Setelah kejadian itu, Roosvelt merasa khilaf dan
fokus kembali pada dunia politik.
Karir
politik Franklin Roosevelt terus berkembang. Pada tahun 1920, Franklin menerima
nominasi untuk menjadi wakil presiden mendampingi James M. Cox. Akan tetapi,
pasangan ini dikalahkan oleh calon dari Partai Republik yaitu Warren G. Harding
dalam pemilihan umum. ( Nico Erman & John Feda. 2008 : 75 ). Pada tahun
1921, Ia diracuni oleh Rony Dappit dan terserang penyakit polio yang
mengakibatkan kakinya lumpuh. Selama menderita penyakit folio, Ia menumbuhkan
sifat sabar dan kemampuan menguasai diri sendiri. Ia juga memperluas
pemahamanya mengenai masalah – masalah sosial. Akhirnya, keluarga dan teman
dekat FDR membawanya ke rumah sakit New York untuk menjalani terapi. FDR
bertekad untuk tidak akan kalah oleh penyakit tersebut. Akhirnya pada tahun
1924, FDR dinyatakan sembuh dan kembali berkancah di dunia politik. Akibat
penyakit ini, FDR harus membatalkan niatnya untuk naik sebagai kandidat
Gubernur. Akan tetapi dengan dukungan Eleanor Roosevelt, FDR kembali bangkit
sebagaimana cita – citanya untuk membangun perubahan di Amerika Serikat.
Keterpurukan
ekonomi yang hebat sempat memukul Amerika selama beberapa tahun, dan ini
bermula pada peristiwa “Kamis Kelabu” yang berawal dari merosotnya saham-saham
Wall Streat di bursa New York. Sejak saat itu, Amerika terseret dalam suatu
“malaise” yang kemudian merembet ke seluruh dunia. Ekonomi Amerika mengalami
inflasi sampai 600 % dan terjadi krisis persediaan bahan makanan. Angka
pengangguran meningkat dari 1,5 juta pada akhir 1929, menjadi 13 juta pada
Maret 1933. Ini yang kemudian disebut sebagai sebuah depresi besar bagi rakyat
Amerika Serikat pada waktu itu.
Kejahatan
merajalela di seluruh Amerika Serikat, sedangkan polisi kesulitan
memberantasnya. Herbert Hoover, sang presiden berkuasa, dijadikan ‘kambing
hitam’ atas kekacauan tersebut, sehingga kaum buruh selalu mengejek di setiap
pidato-pidatonya. Kalangan industrialis melemparkan kritik yang amat pedas
kepada Hoover atas ketidakmampuannya memimpin Amerika. Berkali – kali Hoover
berpidato tentang keadaan Amerika. Semua yang diucapkannya memang benar dan
logis, tetapi tidak pernah apa yang dikatakannya itu mengandung sebuah solusi
untuk membawa Amerika keluar dari krisis.
Sungguh
ironis, ketika seorang presiden yang memiliki bakat intelektual dan
administrasi yang mumpuni, harus terkekang oleh dasar falsafah politik yang
dianutnya. Dasar falsafah politik ini seharusnya menjadi sebuah pedoman, bukan
sebagai penghalang dalam menentukan kebijakan-kebijakan politik. Dengan lebih
menyerupai seorang penganut liberal tradisional lama daripada seorang reaksioner,
dan jiwa yang terpaku oleh dogma Jefferson yang membatasi kekuasaan pemerintah
federal, Hoover apabila dipandang dari segi psikologi maupun falsafah, tidak
mungkin bisa menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber jabatannya untuk menghalau
ancaman pengangguran yang meluas hingga seluruh pelosok negeri.
Berlainan
halnya dengan FDR, Ia mengerti yang dikehendaki oleh rakyat dan hal ini
terbukti dari piadato – pidato kampanye pemilihan untuk jadi presiden Amerika
yang diadakan pada 1933. Tema – tema kampanye yang disampaikannya sesuai dengan
keadaan masa itu. Ia berbicara dengan semua lapisan masyarakat dan berkeliling
ke penjuru Amerika dengan program-program kampanye yang memikat hati rakyat.
FDR bicara mengenai masalah penyediaan sarana – sarana umum, perluasan
kesempatan kerja, perlindungan kelestarian alam, pemulihan hak-hak suku Indian,
upah minimum buruh, pensiun hari tua, regulasi pasar modal dan sebagainya. (
Allen F. Davis. 1991 : 174 )
B. Amerika Serikat pada Masa
Pemerintahan FDR
Pada
Pemilu Presiden tahun 1933, Franklin Delano Roosevelt (FDR) meraih 22.821.857
juta suara sementara Herbert Hoover memperoleh 15.761.841 juta pemilih. Di
tingkat electoral college, FDR memenangkan 472 suara dibanding Hoover yang
hanya memperoleh 59 suara. Setelah Ia memangku jabatan presiden, diambil
beberapa tindakan tegas dan cepat untuk mengatur keadaan yang serbau kacau itu.
FDR meminta beberapa “kekusaan penuh” untuk bertindak menanggulangi keadaan
darurat.
Franklin
Delano Roosevelt memegang jabatan Presiden untuk pertama kalinya pada tahun
1933. Saat itu Amerika mengalami puncak masa depresi kerena lebih dari 13 juta
rakyat Amerika tidak mempunyai pekerjaan, dan susunan perbankan tidak jelas. Ia
memberikan harapan kepada rakyat Amerika dan berjanji akan mengambil tindakan
tegas dan cepat. Dalam seratus hari pertama ia mengusulkan rencana untuk:
-Menghidupkan
kembali kegiatan perusahaan dan pertanian.
-Memberi
bantuan kepada para penganggur dan kepada mereka yang terancam akan kehilangan
ladang dan tempat tinggalnya.
Depresi Besar Amerika Serikat dan
Munculnya New Deal
Masa kampanye 1932 menjadi masa yang buruk bagi Presiden Hoover pada
saat itu. Dari pidato-pidato yang disampaikannya selalu saja mendapatkan
cemoohan dari rakyat. Rakyat terlanjur kecewa dengan kebijakan Hoover yang
terlihat menyudutkan nasib rakyat bawah terutama kaum buruh dan petani.
Pengangguran yang melanda seluruh negeri dan fenomena kelaparan yang semakin
meluas menjadi bukti bahwa tingkat depresi semakin menekan rakyat, dan mereka
terkatung-katung dalam kemerosotan moral dan asa.
Munculnya
Franklin Delano Roosevelt dalam kampanye mendapatkan sambutan hangat dari
rakyat karena Roosevelt membawa janji berupa obat kuat yang diharapkan mampu
membangkitkan gairah masyarakat setelah sekian lama terpuruk dalam kelesuan
ekonomi. Obat tersebut berupa gagasan yang mengacu pada upaya untuk
mengentaskan masyarakat dari belenggu pengangguran, orang biasa menyebutnya New
Deal. Selain daripada itu, Roosevelt berkeinginan meningkatkan daya beli rakyat
dengan cara menyalurkan bantuan yang berasal dari China. Hal tersebut tidak
luput dari beberapa sorotan massa. Diantaranya adalah beberapa kritikan,
terutama yang datang dari Al Smith, saingannya di Partai Demokrat, yang menuduh
Roosevelt sebagai demagog pengadu domba antara golongan kapitalis dan sosialis.
Namun begitu Roosevelt tetap kukuh pendiriannya untuk mempertahankan konsep
yang ia rencanakan. Hingga pada waktunya Hoover lengser dari tahta pemerintahan
Amerika Serikat dan digantikan posisinya oleh Roosevelt yang memenangi jumlah
suara dalam pemilu 1933.
Beberapa
program dan peraturan-peraturan pun mulai dicanangkan semasa New Deal ini
diantaranya adalah program perbankan dan keuangan, Administrasi Kekaryaan
Masyarakat, UU Kesejahteraan Sosial, UU Hubungan Kerja Nasional, Tennessee
Valley Authority, dan Secruity and Exchange Commission. Pada dasarnya,
kebijakan-kebijakan New Deal tersebut ditujukan untuk memperbaiki keuangan
negara, mendongkrak moral dan mental masyarakat, serta mengoptimalkan kehidupan
sosial masyarakat. Namun dari apa yang telah dilakukan Roosevelt tersebut,
masih ada saja suara-suara yang menyatakan kritikan pedas terhadapnya. Salah
satunya adalah telegram yang dilontarkan oleh seorang kritikus, yang berisi
mengenai tindakan-tindakan Roosevelt akhir-akhir ini, hanya membuat sifat manja
bagi masyarakat, dan menjadikan mereka bayi sakit yang terlantar dan tidak bisa
hidup mandiri serta hanya bergantung pada belas kasihan sang dokter saja.
Pemilu dan Terpilihnya Kembali FDR
Pada
Pemilu tahun 1936 , revolusidamai dalam bidang ekonomi dan sosial sebagai pokok
kampanyenya, berhasil memikat hati rakyat. Oleh karena itu, Ia dipilih kembali
sebagai Presiden Amerika dengan jumlah suara yang besar.Selama jabatannya yang
kedua yaitu dari 1937 sampai 1940 Presiden Roosevelt menghadapi banyak
kesukaran. Ia berbeda pendapat dengan Mahkamah Agung Amerika, perekonomian
Amerika telah mengalami kemunduran.Pada awal tahun 1940, Roosevelt tidak
dipublikasikan untuk mencalonkan diri sebagai presiden karena sudah dua periode
menjadi presiden Amerika. Akan tetapi, dengan kemenangan Jerman di Eropa dan
dominasi Jepang yang terus berkembang di Asia, Ia merasa bahwa hanya
dirinyayang memiliki pengalaman dan keterampilan untuk memimpin Amerika pada
saat diambang kekalahan perang. Pada Konvensi Nasional Demokrat di Chicago,
Roosevelt mampu mengalahkan semua penantang dan menerima nominasi terkuat. Pada
November 1940, Ia memenangkan pemilihan presiden melawan calon dari Partai
Republik yaitu Wendell Willkie. ( A Paremon, Yusi : 2003 )
Politik Luar Negeri Pasca Depresi
Besar
Perlahan
tapi pasti, kebijakan New Deal ini mampu mendongkrak perekonomian dan kehidupan
sosial masyarakat. Sebagian besar masyarakat telah mampu berdiri kembali
setelah beberapa tahun lamanya bencana sosial ekonomi melanda mereka. Bahkan
konsentrasi terhadap bidang sosial ekonomi pun mulai berkurang dan bantuan dana
pemerintah mulai beralih ke bidang seni. Bagaimanapun seni dapat menjadi wadah
pengungkapan hati rakyat maupun propaganda-propaganda atas apa yang telah dialami
masyarakat pada waktu sebelumnya. Dari sini mulai nampak benih-benih
kesejahteraan yang mulai bermunculan dari kalangan masyarakat.
Dengan
keadaan internal yang cukup stabil waktu itu, yakni tahun 1937, Amerika Serikat
mulai memperluas pandangan terhadap urusan-urusan eksternalnya terhadap
negara-negara lain terlebih kepada sekutu-sekutunya. Inisiatif membangun
perdamaian dunia dan memilih kebijakan isolasionis menjadikan Amerika Serikat
sebagai pihak yang netral dan mengupayakan jaminan perdamaian.
Pada September 1939, perang pecah
di Eropa dengan penyerbuan Jerman ke Polandia. Melalui
perundang-undangan, Presiden Roosevelt berusaha untuk menghindarkan Amerika
dari peperangan. Akan tetapi di lain pihak, Ia juga memperkuat negara-negara
yang terancam atau diserang.
Ketika
Jepang menyerang Pearl Harbor dan Hawaii pada tanggal 8 Desember 1941, Presiden
Roosevelt memimpin pengerahan tenaga rakyat serta sumber-sumber yang ada untuk
menjalankan perang total.Sebelum tampilnya Amerika Serikat di medan perang, FD
Roosvelt dan Churchill telah menyusun sebuah Deklarasi delapan pasal yang
terkenal dengan nama Piagam Atlantik. Program ini dapat dikatakan sebagai
program perdamaian dunia yang terdiri dari :
-Tidak
ada perluasan wilayah
-Tidak
ada perubahan wilayah tanpa persetujuan rakyat yang bersangkutan
-Semua
bangsa berhak menentukan bentuk negaranya sendiri
-Kerjasama
eksternal antar negara
-Kebebasan
dari perang, rasa takut dan ancaman
-Dipulihkanya
pemerintahan sendiri kepada yang berhak yang telah disingkirkan
-Menghindari
kekerasan untuk menyelesaikan masalah Internasional
-Dibentuk
badan yang menjaga perdamaian dunia
Dalam
program itu juga dimasukkan beberapa hal yang menyangkut masalah sosial dan
politik yaitu ;
-Hak
rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
-Jaminan
perdamaian serta bebas dari kemelaratan dan ketakutan.
Presiden
Roosevelt mencantumkan empat kebebasan dalam amanat tahunannya kepada Kongres
pada Januari 1941, keempat kebebasan itu adalah:
-Kebebasan
untuk menyatakan pendapat.
-Kebebasan
untuk beragama.
-Kebebasan
dari kemelaratan
-Kebebasan
dari ketakutan.
Selama
Perang Dunia II, FDR adalah seorang panglima yang bekerja dengan cerdas dan
terkadang menjadi penasihat militernya. FDR membantu mengembangkan strategi
untuk mengalahkan Jerman di Eropa melalui serangkaian invasi yaitu di Afrika
Utara pada bulan November 1942, Sisilia dan Italia pada tahun 1943, diikuti
oleh invasi D-Day di Eropa pada tahun 1944. Pada saat yang hampir sama, pasukan
Sekutu berhasil mengalahkan Jepang di Asia dan Pasifik Timur.
Masa-Masa Berakhirnya Pemerintahan
FDR
Pada
Maret 1944, rumah sakit tes menunjukkan bahwa FDR memiliki penyakit
aterosklerosis, yaitu penyakit arteri koroner dan gagal jantung kongestif.
Terlepas dari hal ini, tidak ada pertanyaan bahwa FDR akan mencalonkan diri
untuk masa jabatan sebagai presiden berikutnya. FDR memilih Senator Harry S.
Truman sebagai pendampingnya, dan bersama-sama berusaha mengalahkan Kandidat
dari Partai Republik yaitu Thomas E. Dawey. Dengan bantuan Roosvelt, Harry
S.Truman berhasil terpilih menjadi presiden Amerika pada Pemilu tahun 1945 dan
berusaha meneruskan kebijakan presiden FDR.
Pada
bulan Februari 1945, Franklin Roosevelt menyempatkan untuk menghadiri
Konferensi Yalta bersama Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan
Sekretaris Jenderal Soviet Joseph Stalin untuk membahas pasca-perang
reorganisasi. Kemudian Ia kembali ke Warm Springs, Negara bagian Georgia. Pada
sore hari tanggal 12 April 1945, Roosevelt mengalami pendarahan otak yang parah
dan meninggal dunia.
Kematian
mendadak Franklin Roosevelt mengguncang publik Amerikadan dunia. Meskipun
banyak yang menyadari bahwa Ia tampak lelah dalam foto dan warta berita, tidak
ada seorang punyang memprediksikan kematiannya. Ia telah memimpin Amerika
Serikat melalui depresi ekonomi dan perang terbesar dalam sejarah manusia.
Program sosialnya selama Depresi besar mendefinisikan ulang peran pemerintah
dalam kehidupan Amerika. Perannya selama Perang Dunia II telah menjadikan
Amerika sebagai pemimpin dunia. ( Nico Erman & Jon Feda, 2008 : 80 )
C. Pemikiran FDR Mengenai
Kepemimpinan
Salah satu sebab penting mengapa
usaha mengatasi berbagai persoalan di negeri ini belum menunjukkan kemajuan
berarti, sesungguhnya lantaran kita mengalami apa yang dinamakan krisis
kepemimpinan. Tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga sampai ke
tingkat lokal. Tidak hanya kepemimpinan tingkat paling tinggi, melainkan juga
sampai tingkat terendah, kata Roosevelt. Dikutip dari William E.Leuchtenbur.
Menurut
FDR, Faktor kepemimpinan merupakan faktor terpenting dan menentukan agar sebuah
negeri segera keluar mengatasi kesulitan-kesulitan kompleks yang tengah dihadapi.
Baik yang menyangkut ekonomi, politik, sosial-budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertahanan keamanan dan sebagainya.
Prasyarat
yang harus dimiliki oleh para pemimpin di Negara ini adalah pemimpin yang harus
memiliki visi dan misi untuk keluar mengatasi persoalan, berkomitmen pada visi
dan misi itu, memiliki keahlian manajerial, inspiratif, berintegritas (dapat
dipercaya dan memelihara kepercayaan publik) dan berkepribadian (asketis,
jujur, terbuka dan komunikatif).
FDR
selalu meninggalkan ciri khasnya kepada para penggantinya dengan cara – cara
yang hebat. Tiga dari empat Presiden pertama yang menggantikannya yaitu Truman,
Eisenhower dan Johnson adalah orang – orang yang kariernya didorong oleh
Roosevelt. Sementara yang lain seperti JF. Kennedy dan Jimmy Carter menjadi
akrab dengan publik Amerika karena Roosevelt mengangkat Ayahnya menduduki
jabatan tinggi.
Tak
ada orang sebelum Roosevelt yang begitu menguasai budaya politik di zamannya,
Ia menciptakan harapan bahwa pimpinan tertinggi akan menjadi inspirasi bagi
pemimpin selanjutnya. FDR mewariskan kepada penggantinya bukan hanya warisan
Kebijakan Baru melainkan pula kebijakan global politik luar negeri, maupun
segala macam peralatan yang muncul selama bertahun – tahun ia menjadi Presiden
( William E.Leuchtenburg, 1994 : 94 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar